Seorang Gadis Imut Dengan Dua Buah Apel di Tangannya

 
Seorang gadis kecil nan imut sedang memegang dua buah apel dengan kedua tangannya. Ibunya lalu datang dan dengan lembut meminta kepada putri kecilnya itu sambil tersenyum: "Sayang, bisakah kamu berikan kepada ibu salah satu dari apel yang kamu punya?"

Gadis itu menatap ibunya untuk beberapa detik, lalu tiba-tiba ia menggigit dengan cepat apelnya dan kemudian ia juga menggigit apel yang lainnya. Sang ibu tetap tersenyum walaupun kaget dengan kelakukan anaknya. Namun dia tetap berusaha keras untuk tidak mengungkapkan kekecewaannya. Kemudian gadis kecil itu menyerahkan apel yang telah digigitnya kepada ibunya, dan berkata: "Mama sayang, Apel ini untuk mama. Apel inilah yang paling manis mama."

Refleksi dari cerita inspirasi ini:
Tidak peduli siapapun Anda, seberapa berpengalamannya Anda, dan seberapa pintarnya Anda, cobalah untuk selalu menunda penilaian Anda. Berikan waktu dan hak bagi orang lain untuk menjelaskan diri mereka sendiri. Apa yang Anda lihat mungkin saja bukanlah kenyataan yang sebenarnya. Jangan pernah menyimpulkan sesuatu dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa kita jangan hanya fokus pada permukaan saja dan menghakimi orang lain tanpa memahami mereka terlebih dahulu.

Teman-teman kita yang membayar tagihan makan kita, mereka melakukannya bukan karena mereka banyak uang, tetapi karena mereka menganggap persahabatan lebih bernilai daripada uang.

Mereka yang mengambil inisiatif di tempat kerja, bukanlah karena mereka bodoh, tetapi karena mereka memahami konsep dari tanggung jawab.

Mereka yang meminta maaf pertama setelah bertengkar, bukanlah karena mereka salah, tetapi karena mereka menghargai orang-orang di sekitar mereka.

Mereka yang bersedia untuk membantu Anda, bukanlah karena mereka berutang budi, tapi karena mereka melihat Anda sebagai teman sejati.

Mereka yang sering menanyakan kabar Anda, bukanlah karena mereka kurang kerjaan, tetapi karena Anda berada di hati mereka.

Suatu hari, kita semua akan terpisah satu sama lain. Kita akan merindukan semua percakapan kita dan hal bodoh lainnya. Cita-cita yang pernah kita miliki bersama. Hari demi hari akan berlalu, bulan demi bulan, tahun demi tahun, sampai akhirnya kita jarang bertemu.

Suatu hari anak-anak kita akan melihat foto kita dan bertanya "Siapa orang-orang ini? "Dan kita akan tersenyum dengan air mata yang tak terlihat karena hati kita disentuh oleh kata-kata yang kuat dan Anda akan berkata: "Mereka adalah teman terbaik yang saya punya, dimana Aku menghabiskan hari-hari terbaikku dengan mereka"
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url